SERANG – Pemkot Serang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang akan terus menekan angka kematian ibu (AKI), dan angka kematian bayi (AKB) di Kota Serang di tahun 2023 mendatang. Hal dilakukan karena AKI AKB selalu ada dan fluktuatif di setiap tahunnya.
Hal itu terungkap saat acara Forum Rencana Kerja 2023 Dinkes Kota Serang, di hotel Flamengo, Kota Serang, Kamis (17/2). Acara tersebut dibuka langsung oleh Walikota Serang Syafrudin, dan turut mendampingi Kepala Dinkes Kota Serang Hasanuddin, dan beberapa kepala OPD lainnya.
Hasanuddin mengatakan, berdasarkan data, AKI AKB di Kota Serang mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Untuk tahun 2020 AKI mencapai 24 kasus, sementara di tahun 2021 menurun jadi 17 kasus. Sementara AKB tahun 2020 mencapai 29 kasus, dan 2021 menurun jadi 28 kasus.”Alhamdulillah untuk AKI AKB di Kota Serang ini ada penurunan dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya kepada wartawan.
Ia menjelaskan, kasus AKI AKB di sebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari ekonomi, sosial, pendidikan, hingga adanya penyakit bawaan dari sang ibu yang juga menurun ke anaknya. “Penyebabnya banyak, kalau bayi ada yang penyakit bawaan, kemudian berat badan rendah. Kemudian kalau ibu bisa karena pendarahan termasuk juga salah asuh atau pendidikan nya yang kurang memahami mengurusi anak,” ujarnya.
Sementara itu, ia mengaku, pelayanan tenaga kesehatan kepada anak dan ibu saat melahirkan begitu maksimal. Bahkan itu sudah termasuk dalam standar pelayanan minimal (SMP) Dinkes Kota Serang. “Kalau nakes harus maksimal bisa menangani sampai 100 persen,” terangnya.
Meski terdapat penurunan, kasus AKI AKB masih terus fluktuatif sehingga harus ditekan hingga program di tahun 2023 mendatang. “Jadi salah satunya di tahun 2023 kita akan tekan angka AKi AKB,” tuturnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan memberikan pelatihan kepada nakes, hingga pemenuhan alat pendukung. Dengan begitu diharapkan AKI AKB menurun, bahkan hingga nol kasus. “Tentu kita akan maksimalkan dengan pelatihan dan support alat,” paparnya.
Sementara itu, Walikota Serang Syafrudin mengatakan bahwa AKI AKB terus mengalami lonjakan kasus setiap tahunnya secara fluktuatif. “Dinkes yang paling menonjol itu harus program penurunan AKI AKB karena masih ada lonjakan kasus yang fluktuatif,” katanya.
Tak hanya itu, masalah lainnya seperti gizi buruk juga harus diselesaikan oleh Dinkes Serang. Namun penyelesaian juga harus dilakukan secara bersama-sama dengan OPD lainnya. “Mulai dari dinas pertanian, dinas sosial, camat, lurah juga. Ini jadi bagian yang bertanggung jawab dalam penanganan gizi buruk,” ungkapnya. (mam/and)