SERANG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas I Serang mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem di wilayah Provinsi Banten. Meski puncak musim hujan telah berakhir hingga Februari, namun prakiraan cuaca ekstrem angin kencang hingga hujan dengan intensitas tinggi masih berlanjut hingga April 2022.
Sekedar diketahui, pada Sabtu 5 Maret telah terjadi fenomena hujan lebat dan angin kencang dengan kecepatan lebih dari 25 Knot menerjang beberapa wilayah di Jabodetabek. Dampaknya, banyak beberapa peristiwa yang terjadi seperti tumbangnya pohon, rubuhnya fasilitas umum, hingga tenda pernikahan yang juga ikut rubuh diterjang angin kencang.
Kepala Seksi Data dan Informasi pada BMKG Klas I Serang, Tarjono mengatakan, angin kencang dengan kecepatan lebih dari 25 Knot ini berasal dari embusan angin dari dalam awan Cumulonimbus, yang awalnya bergerak dari Samudera Hindia Barat Banten ke arah timur, hingga akhirnya memasuki wilayah Jabodetabek. Kemudian, awan tersebut sejajar membentuk pola garis lurus yang membentang dari Utara ke Selatan, dan bergerak memasuki wilayah Banten, Jabodetabek hingga Jawa Barat (Jabar).
“Untuk wilayah Banten, memang puncak musim hujan sudah dilewati kemarin pada Februari. Namun, bukan berarti sudah berlalu musim penghujannya, kita masih tetap waspada adanya cuaca ekstrem ini, karena sifatnya hanya sesaat yang ditimbulkan oleh awan cumulonimbus,” katanya kepada Tangerang Ekspres melalui telepon seluler, Minggu (6/3).
Tarjono mengatakan, angin kencang dengan kecepatan lebih dari 25 Knot masuk dalam kategori ekstrim. Dampak yang ditimbulkan, berupa hujan ringan, sedang hingga lebat disertai angin kencang dan kilat atau petir dengan durasi singkat pada daerah yang dilaluinya. Bahkan, dengan kecepatan angin tersebut bisa sampai menimbulkan terjadinya hujan es.
“Belokan angin, di Selat Sunda itu juga cukup membuat angin kencang disekitar wilayah banten yang bisa mengakibatkan gelombang air laut cukup kuat, untuk di selat Sunda bagian Selatan, di Selatan Banten, di samudra Indonesia bagian Banten. Artinya, air laut saat ini terpantau mengalami gelombang tinggi dampak dari angin kencang itu,” ujarnya.
Dikatakan Tarjono, pola-pola angin kencang ini umumnya terjadi pada siang dan sore hari. Sehingga, perlu menjadi perhatian masyarakat dalam periode Maret hingga April, yang ini merupakan periode peralihan musim di Indonesia.
Tarjono menghimbau, masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati dalam beraktivitas diluar rumah. Hindari tempat-tempat yang sekiranya dapat membahayakan, dan update terus prakiraan cuaca dari BMKG.
“Untuk masyarakat untuk berkegiatan diluar update terus informasi dari BMKG, update prakiraan cuaca sehingga mengurangi dampak yang kita inginkan,” ucapnya. (agg)