SERANG, BANTENEKSPRES.CO.ID – Camat Taktakan Mamat Rahmat mengungkapkan masih banyak anak-anak di wilayahnya yang putus sekolah.
Ada sekitar 167 anak yang putus sekolah di Kecamatan Taktakan. Jumlah tersebut merupakan data yang dihimpun oleh pihak Kecamatan.
Mamat mengungkapkan, maraknya anak putus sekolah ini akibat kondisi ekonomi yang lemah dan pola pikir masyarakat yang masih cenderung meremehkan manfaat dari pendidikan.
Mamat Rahmat mengatakan bahwa sesuai amanat UUD 1945 pasal 31 ayat 2 yang mana kewajiban mendapatkan pendidikan yang layak untuk anak adalah kewajiban orang tua dan pemerintah.
Oleh karena itu, pihaknya sangat mendukung program ‘aje kendor sekolah’ di Kota Serang, yaitu program untuk mengembalikan anak yang putus sekolah untuk sekolah kembali.
“Sebetulnya data yang sebelumnya itu baru sebagian, karena di Taktakan sendiri ada sebanyak 167 anak tidak sekolah,” katanya, Kamis (3/8/2023).
Rahmat menjelaskan, dari hasil pemantauan pihaknya warga di Kecamatan Taktakan masih cenderung memiliki pemahaman pragmatis yang membuatnya enggan untuk melanjutkan sekolah.
“Banyak alasan warga Taktakan yang putus sekolah, diantaranya biaya dan pemahaman pragmatisme, yaitu mencari penghidupan dan bekerja diusia dini,” jelasnya.
Dalam mengatasi hal tersebut, pihaknya akan berkoodinasi dengan para RT, RW, Lurah dan para kader posyandu untuk dapat memberikan edukasi tentang pentingnya pendidikan
“Maka peran Lurah, RT RW dan kader posyandu untuk mendata dan mengedukasi tentang pentingnya pendidikan sangat diperlukan,” ujarnya.
Rahmat mengatakan, data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang anak yang putus sekolah di Kecamatan Taktakan yaitu ada 133 orang.
Namun, setelah pihak Kecamatan melakukan pengecekan ternyata anak putus sekolah ada sebanyak 167 orang.
Ia menuturkan, bahwa sampai saat ini pihaknya masih melakukan pendataan anak tidak sekolah di Kecamatan Taktakan.
Karena menurutnya, di Kecamatan Taktakan masih banyak anak yang tidak sekolah namun belum terdata.
“Memang updatenya masih terus kita dilakukan. Jadi sebetulnya masih banyak anak-anak yang tidak sekolah dan saat ini masih belum terdata semua,” tuturnya.
Rahmat menuturkan, dalam mengurangi angka putus sekolah di Kota Serang khususnya di Kecamatan Taktakan, pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar anak-anak yang saat ini putus sekolah bisa kembali melanjutkan pendidikannya.
“Karena ini sangat penting, jadi dalam waktu dekat, kita akan lakukan sosialisasi kepada masyarakat sekaligus mendata anak-anak yang putus sekolah, agar anak yang putus sekolah dapat melanjutkan pendidikannya. Ke depan, kita juga akan ada kegiatan penyaluran bantuan untuk kegiatan pembelajaran,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang TB Suherman mengungkapkan data anak yang putus sekolah yang didapat dari data pokok pendidikan (Dapodik) dan tercatat pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang yaitu sebanyak 133 anak.
Angka tersebut dipastikan bertambah seiring dengan dilaksanakannya pendataan di setiap Kelurahan dan Kecamatan di Kota Serang.
“Data 18 Juli itu baru 102 anak tidak sekolah, namun hari ini bertambah menjadi 133, dan kemungkinan akan bertambah lagi di esok hari,” katanya, Rabu (26/7/2023).
Mayoritas, kata Suherman, alasan mereka adalah karena keterbatasan ekonomi dan memang ingin bekerja untuk membantu orang tua.
“Kalaupun ada presentasinya sedikit, tapi yang banyak saya temui itu alasannya membantu orang tua atau memang dia nya sendiri yang tidak melanjutkan. Padahal kalau persoalan bayaran ada dana bos, kalau sosialisasi sendiri sudah dilakukan satu tahun sebelumnya,” ucapnya.
Reporter: Dani Mukarom
Editor: Sutanto Ibnu Omo