BANTENEKSPRES.CO.ID–Bank Sampah Unit Darling, RT04/RW11, Kelurahan Sudimara Jaya, Kecamatan Ciledug, dinobatkan sebagai Bank Sampah Terbaik tahun 2023. Penghargaan itu diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Juni lalu.
“Ini suatu kebanggaan bagi kami, menjadi yang terbaik dan mendapatkan penghargaan dari kementerian. Tentunya, ini berkat bantuan, pendampingan serta bimbingan dari Dinas Lingkungan Hidup,” kata Ketua Bank Sampah Unit Darling, Sobirin.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Tangerang Tihar Sopian memaparkan Bank Sampah Unit Darling ini agar menjadi contoh bagi bank sampah lainnya. “Kami akan terus memaksimalkan pendampingan, bimbingan dan juga pelatihan-pelatihan pemanfaatan sampah,” paparnya. Saat tercatat ada 186 bank sampah yang telah tersebar di seluruh Kota Tangerang.
Menurutnya, bank sampah saran mengubah perilaku warga dalam penanganan sampah. Juga mendapatkan edukasi lain, mengelola sampah rumah tangga menjadi uang. Dalam mengoperasikan bank sampah di lingkungan masing-masing, memiliki legalitas dalam bentuk surat keputusan (SK) dari Kepala Puskesmas atau kepala dinas terkait.
“Juga memiliki visi dan misi, memiliki struktur organisasi yang jelas, membentuk penjadwalan yang disepakati nasabah dan pengurus, serta mempunyai sarana dan prasarana berupa timbangan, karung pemilahan, dan gudang,” paparnya.
Adanya bank sampah akan mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing. Saat ini dari total luas lahan 38 hektare, 80 persen menjadi tempat penampungan sampah. Dalam sehari TPA Rawa Kucing menerima 1.500 ton sampah. Sehingga ketinggian gundukan sampah mencapai 25 meter dari permukaan TPA Rawa Kucing.
Menurut Tihar Sopian dengan adanya bank sampah akan mengurangi suplai sampah ke TPA. Berbagai upaya pun telah dilakukan dalam menekan volume sampah untuk bisa terus berkurang.
Diantaranya, penerapan Tempat Pengelolaan Sampah Reduse Reuse Recycle (TPS3R) yang kini ada di tujuh lokasi di Kota Tangerang. Diantaranya, TPST Dongkal, TPST Bina Mandiri, TPST Nerogtok, TPST Karsa Mandiri, TPST Sapu Pengki, TPST Widatama dan TPST Benua.
“TPS3R adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang dan pendauran ulang sampah pada skala kawasan atau komunal. Namun, dalam hal ini ditekankan untuk lebih melibatkan masyarakat sekitar, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan warga sekitar yang berpenghasilan rendah,” lanjut Tihar.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang pun mencatat, melalui program sedekah sampah, bank sampah dan TPS3R yang ada, berhasil mengolahan sampah sebanyak 2,7 ton, selama 2022 kemarin. Diketahui, hampir 60 persen sampah yang dikelola melalui TPS3R juga berhasil menjadi kompos dan digunakan warga untuk penghijauan bahkan diperjual belikan sehingga menjadi pendapatan.
Namun, disamping itu kata Tihar, tidak dipungkiri juga kesadaran masyarakat Indonesia dalam memilah sampah dari rumah memang rendah. Oleh karenanya, kehadiran TPS3R diharapkan dapat membantu proses pengolahan sampah kawasan. Sehingga, sampah bisa didaur ulang dan mengurangi tumpukan sampah di tempat pemrosesan akhir.
“Jika kesadaran akan kebersihan dan pengelolaan sampah sudah baik. Tentu nantinya volume sampah akan bisa berkurang, meski tidak seutuhnya karena tetap akan ada yang tersisa,” ujar Tihar. (adv)