CURUG, BANTENEKSPRES.CO.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang menyebut lahan bekas galian pasir dan tanah merah rawan longsor. Hal itu dikarenakan kontur tanah yang gembur usai musim kemarau.
Kepala Bidang Pemadaman dan Penyelamatan BPBD Kabupaten Tangerang Agun Guntara menyebutkan, wilayah rawan longsor tersebar merata hampir di 29 kecamatan. Namun, kata dia, hasil mitigasi diketahui lahan bekas galian pasir dan tanah merah lebih berpotensi longsor.
“Kita banyak penambangan pasir yang rawan longsor, sekarang malah ada wilayah yang tidak kita petakan tahu-tahu jadi longsor. Seperti di Cisoka dan Tigaraksa kemarin, bisa di mana saja, karena kan gembur karena kemarau,” jelasnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (3/1/2023).
Lanjutnya, sarana dan prasarana disiapkan siagakan untuk kemungkinan terburuk saat musim penghujan. Namun, penanganan longsor akan berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) lain dalam hal alat berat.
“Kalau kita siaga untuk persiapan kemungkinan terburuk. kita persiapan dengan banjir yang sudah siap sarana prasarananya. Kita akan koordinasi dengan OPD lain kaitan sarana prasarana dalam kondisi longsor, seperti alat berat dan lainnya,” jelasnya.
Ia menyebutkan, wilayah bekas galian tersebar di beberapa kecamatan yang sudah didata rawan longsor. Yakni, Kecamatan Cisoka, Tigaraksa, Cisauk dan Sepatan. “Itu yang rawan longsor di bekas galian pasir. Kalau rawan banjir itu di Pasarkemis, Cisoka, Kelapa Dua, Jayanti, Teluknaga, Tidak menutup kemungkinan di tempat lain juga bisa jadi,” jelasnya.
Agun memaparkan, kontur tanah saat ini lebih gembur karena musim kemarau yang panjang. Hal itu bisa terjadi longsor saat dimusim penghujan.
“Setelah panas dikasih hujan bisa jadi longsor, kita mengikuti arahan dari BMKG terkait kondisi cuaca. pengelola aliran sungai, curah hujan di Bogor,” jelasnya. (*)
Reporter: Asep Sunaryo
Editor : Andy