Baduy Rawan Gigitan Ular Berbisa

Baduy
KORBAN: Jali, seorang warga Baduy usai diobati setelah mendapat gigitan ular berbisa. (AHMAD FADILAH/BANTEN EKSPRES)

LEBAK — Jali (40) seorang warga Baduy pedalaman Kabupaten Lebak yang menjadi korban gigitan ular berbisa jenis ular tanah berhasil diselamatkan oleh tim Sahabat Relawan Indonesia (SRI) dengan memberikan obat anti bisa ular (ABU).

“Kita bergerak cepat untuk melakukan pertolongan medis hingga ke lokasi yang kondisi alamnya terjal dan curam, sehingga untuk melakukan penyelamatan dibutuhkan perjuangan ekstra,” kata Koordinator SRI, Muhammad Arif Kirdiat kepada Wartawan, Kamis (4/1).

Bacaan Lainnya

Kata Arif, saat ini kondisi korban sudah membaik dan hanya mengalami demam setelah tim dokter memberikan obat ABU. Saat ini, kata Arif, tim medis yang  terdiri dari dokter, perawat, dan bidan siaga untuk memberikan pertolongan bagi warga Baduy yang menjadi korban ular berbisa.

“Warga Baduy rawan akan gigitan ular berbisa, karena keseharian mereka berada di ladang dan hutan yang masih asri,” ujarnya.

Menurut dia, ular berbisa di kawasan pemukiman Baduy banyak ditemukan di jalan hingga tempat-tempat penyimpanan kayu bakar menyusul tibanya musim penghujan. Populasi ular tanah yang mematikan itu jika musim penghujan mencari tempat yang hangat.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat Baduy waspada jika melintasi jalan pada malam hari maupun saat berada di ladang. Selain itu juga masyarakat Baduy saat pembersihan ladang setelah penanaman harus menggunakan alat pelindung dengan menggunakan sepatu bot.

“Kami bekerja keras agar masyarakat Baduy dapat terlayani dengan baik dan selamat dari gigitan ular yang mematikan itu,” papar Arif.

Guna penanganan derajat kesehatan masyarakat Baduy terdapat lima penyakit yang harus ditangani para relawan antara lain Tuberkulosis atau Tb, gigitan ular berbisa, angka kematian ibu (AKI), penyakit kulit, dan darah tinggi. Penanganan penyakit yang ditangani relawan SRI masyarakat Baduy tetap berkoordinasi dan menjalin kerja sama dengan pihak puskesmas setempat.

“Kami memiliki dua Posko Kesehatan, yakni di Nangerang dan Ciboleger (perbatasan dengan kawasan tanah hak ulayat Baduy) untuk membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Baduy,” tuturnya.

Sementara itu, Sarna, warga Baduy mengaku dirinya merasa terbantu adanya baksos pengobatan di pemukiman masyarakat Baduy yang dilakukan relawan SRI.

“Kami merasa bersyukur kehadiran relawan, selain mengobati juga merujuk ke RSUD Banten dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM),” katanya. (fad/tnt)

Pos terkait