SERANG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang mencatat ada 282 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi pada warga Kota Serang selama 2023. Dua warga di antaranya meninggal dunia.
“Sepanjang tahun 2023 kemarin ada 282 kasus DBD di Kota Serang, dan yang meninggal dua karena telat melaporkan,” kata Kepala Dinkes Kota Serang Ahmad Hasanudin saat diwawancarai, Minggu (7/1).
Sementara di awal 2024, kata Hasan, belum ada laporan kasus DBD di Kota Serang. Namun, pihaknya akan berupaya memberikan imbauan serta sosialisasi kepada masyarakat terkait penularan atau penyebaran DBD tersebut.
“Mudah-mudahan tidak ada lagi kasus DBD. Masyarakat juga diminta untuk waspada dan jangan sampai ada genangan air,” ujarnya.
Apalagi dengan saat ini di sejumlah wilayah di Provinsi Banten telah memasuki musim hujan. Hasan pun meminta warga memantau sekeliling rumahnya, terutama saluran air, kemudian penampungan, serta bak mandi, dan dispenser.
“Karena jentik nyamuk Aedes Aegypti muncul dari sana. Seperti kaleng bekas yang menampung air, penampungan air, dan sebagainya. Termasuk lemari es dan dispenser,” tuturnya.
Dia mengaku, untuk mengurangi kasus DBD di Kota Serang, bukan hanya tugas pemerintah melalui Dinas Kesehatan, karena dalam pengawasan DBD, seluruh elemen masyarakat pun wajib turun tangan membantu meminimalisasi.
“Karena ini juga tugas dari masyarakat, kewajiban kita semua. Petugas kami juga kan terbatas, jadi tidak bisa maksimal,” ucapnya.
Hasan menjelaskan, secara teori nyamuk penebar DBD biasanya menggigit pada waktu-waktu tertentu. Seperti, pada pagi hari dan sore hari menjelang maghrib atau menjelang malam.
“Teorinya seperti itu. Tapi, bisa juga di jam-jam lainnya, misalnya di siang hari atau jam sekolah,” ujarnya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Serang Tata mengungkapkan, kasus terbanyak DBD ada di Kecamatan Taktakan, 46 kasus.
“Kasus demam berdarah berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Serang ada 231 kasus,” katanya.
Tata mengatakan, jumlah tersebut tergolong menurun, karena pada 2023 Kota Serang sedang mengalami kemarau panjang. Ketika memasuki musim penghujan, kasus DBD biasanya naik signifikan.
“Ada pengaruh kemarau panjang, karena kasus sekarang menurun. Kemudian genangan air mengalami kekeringan dan kasusnya juga menurun,” katanya.
Kendati demikian, Tata menuturkan, masyarakat harus tetap rutin menguras tempat air dan menutup genangan air secara rutin untuk mengantisipasi terjadinya DBD.
“Imbauannya agar masyarakat dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk juga pemberantasan sarang nyamuk secara rutin satu minggu sekali masyarakat untuk adanya pemberdayaan pembersihan lingkungan,” ucapnya. (dan/tnt)