“Dengan adanya bantuan ini diharapkan bisa merubah paradigma orang tua yang mengharapkan anaknya masuk sekolah negeri. Negeri dan swasta itu sama saja. Jumlah tahun ini akan kita tingkatkan lagi tahun depan atau minimal sama,” jelasnya.
Deden mengaku, program sekolah pendamping tersebut merupakan solusi jangka pendek. Diharapkan sekolah pendamping dapat memberikan kemudahan bagi orang tua. “Orangtua dan siswa bisa memilih sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka,” katanya.
Tak hanya itu, tahun ini sejumlah sekolah juga akan dilakukan direvitalisasi. Kemudian di bidang budaya, mantan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel ini menjelaskan program yang berjalan yaitu pembinaan komunitas, hingga paguyuban kesukuan.
Pihaknya memberikan fasilitas kepada mereka untuk tampil dalam acara-acara tertentu. Tak hanya itu, dindikbud juga menargetkan cagar budaya.
Untuk pemerataan pendidikan di wilayahnya, Deden mengaku pihaknya juga menerapkam sistem zonasi saat penerimaan peserta didik baru (PPDD). Tujuan zonasi tersebut untuk menghilangkan sekokah unggulan, pemerataan dan agar semua sekolah sama.
“Ini biar tidak tertumpuk disekolah tertentu. Kalau dulu siswa yang pintar ngumpul semua disatu sekolah. Dengan zonasi jadi masyarakat daftar dekat rumah, operasional jadi lebih murah,” tutupnya.
Reporter: Tri Budi Sulaksono