“Semua wilayah-wilayah yang pernah menjadi bagian dari vasal Demak harus mengakui kedaulatan Mataram sebagai penguasa baru Pulau Jawa,” tambahnya.
Menurutnya, semuanya menerima kecuali Banten. Maka pada1628, Mataram meminta Banten supaya menyerahkan diri kepada Mataram namun Banten menolak. Di masa bersamaan yakni pada 1628 dan 1629, Mataram menyerang Batavia namun gagal.
Untuk mengantisipasi sewaktu-waktu ada serbuan dari Mataram, maka Banten mengerahkan tentaranya ke perbatasan dengan Batavia di sisi sungai Cisadane (sekitar Lengkong hingga ke hulu di Ciampea) untuk berjaga-jaga.
“Pasukan ini dibantu oleh serdadu-serdadu dari Bugis dan Makasar di bawah pimpinan Daeng Mangapa dan Karaeng Bisai,” jelasnya.
Pada 1644, utusan Mataram tiba kembali di Banten dengan maksud memintanya menjadi sekutu. Banten tetap menolak karena saat itu Banten merasa lebih kuat karena didukung penuh oleh eks kekuatan pasukan Goa Talo dari Makasar.