Diana memperkirakan, penyebab tingginya penganggur dari kalangan lulusan sarjana diduga karena mereka merasa bisa memilih pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya.
“Karena kebanyakan pilihan, akhirnya mereka banyak yang tidak dapat pekerjaan, karena dirasa tidak cocok dan sebagainya. Padahal, sekarang ini yang penting bekerja saja sudah alhamdulillah, karena lapangan pekerjaan sekarang terbatas khususnya pada sektor padat karya yang mulai berkurang,” ujarnya.
Mengenai soal serapan tenaga kerja dalam kegiatan job fair pada 2023 lalu, kata Diana, sampai sekarang baru 11 perusahaan dari 35 perusahaan, yang terlibat dalam job fair telah melaporkan rekrutmen tenaga kerjanya.
Sehingga, belum didapati angka pasti dari total keseluruhan 35 perusahaan tersebut, yang telah melakukan rekrutmen tenaga kerjanya.
“Baru 11 perusahaan yang telah melaporkan, dan pada November kemarin kita evaluasi itu ada 300 orang yang diterima untuk dalam daerah. ucapnya.