“Untuk itu, saya minta kepada bagian organisasi untuk menfasilitasi himbauan pemakaian batik kelor khas Sepatan Timur ini, bukan hanya kepada instansi lingkup pemerintah kecamatan dan desa saja, tetapi juga kepada instansi dan lembaga atau organisasi-organisasi yang ada di Kecamatan Sepatan Timur,” ujarnya.
Lebih lanjut, Miftah Shuritho menjelaskan, filosofi dari batik kelor, bahwa Kecamatan Sepatan Timur dahulu terdapat banyak pohon kelor yang belakangan ini berdasarkan hasil penelitian ternyata banyak manfaatnya.
Baca Juga: Bupati Tatu Perkuat Perajin Bambu Kabupaten Serang dengan Ajak Mereka Belajar ke Yogyakarta
Ada 2 nama desa mengutip kata ‘Kelor’, yaitu Desa Pondok Kelor dan Desa Kampung Kelor. Sebab demikian, ia berharap semua bisa bermanfaat bagi manusia seperti daun kelor.
Selain motif daun kelor, ada lagi motif jembatan kedaung yang merupakan penghubung yang selama ini didambakan masyarakat Sepatan Timur, untuk menyebrangi Sungai Cisadane.