“Siswa bisa mengembangkan potensi dasar yaitu kognitif dan penumbuhan karakter untuk sabar terhadap mahluk hidup lainnya, menjadikan anak-anak lebih mengenal, mencintai dan menjaga alam sekitarnya,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel Muhlis mengatakan, berdasarkan Peraturan Kementerian bahwa didaerah harus melakukan atau membuat mulok, yang khas dari daerah harus diangkat.
“Selama Tangsel berdiri 14 tahun kita belum punya mulok untuk semua jenjang. Jadi, baru terbitnya Perwal Nomor 59 tahun 2022 Tangsel baru punya mulok, ada mulok utama, silat, seni dan budaya daerah, pendidikan lingkungan dan pendidikan antikorupsi,” ujarnya.
Muhlis menambahkan, pihaknya mengangkat pertama kali pendidikan lingkungan soal bunga anggrek karena icon yang telah ditetapkan dari Tangsel berdiri adalah anggrek.
“Mulok ini tentang batik dan bunga anggrek. Seni budaya ini bunga anggrek. Kalau pendidikan lingkungan itu bunga anggrek,” tutupnya.