Sama seperti cerita Ustad Zaka, pesan WhatsApp itu olehnya langsung dijawab, “Oke, berapa butuh biaya renovasi langsung saya transfer, kemarin,” kata Sachrudin.
Padahal, Sachrudin mengaku saat pesan WhatsApp itu disampaikan ustad Zaka, ia tidak tahu kondisinya seperti apa.
“Tidak boleh ada orang terlantar di Kota Tangerang, termasuk tidak boleh ada anak putus sekolah,” tukasnya.
Pelayanan terhadap kelompok itu sudah sangat baik dijalankan di Kota Tangerang. Tetapi, ini hanya karena masalah informasi saja. Semua pihak termasuk orang-orang baik dan dermawan butuh informasi dengan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat.
“Ini semua adalah tanggungjawab kita semua bukan hanya pemerintah saja. Saya akan renovasi rumah mereka sampai dengan selesai dan Insya Allah, saya siap menjadi orang tua asuh bagi Dillah dan Barok,” tambahnya.
Sachrudin mengatakan, undang-undang menjelaskan secara tertulis bahwa orang miskin dan orang terlantar dipelihara oleh Negara.