Haerusaban menambahkan, para siswa saat jajan dilakukan pemantauan oleh keamanan sekolah, bahkan sering kali dirinya juga melakukan pengawasan agar memastikan siswa tetap aman.
”Saya juga sering menanyakan kepada pedagang, dengan cara tersebut membuka komunikasi dengan mereka. Ketika terjadi sesuatu pada siswa mereka juga tau. Maka penting sekali dalam pengawasan,”paparnya.
Ia menjelaskan, di luar sekolah ada sekitar puluhan pedagang. Mereka berjualan dengan gerobak dan tidak membuka stand permanen. Karena jika memang stand permanen, akan membuat kumuh dan itu juga dilarang oleh pihak Kecamatan.
”Jika ada pedagang baru, pihak keamanan akan langsung menanyakan. Jangan sampai kecolongan siswa kita jadi korban kejahatan, karena modus kejahatan anak berawal dari para siswa jajan di luar sekolah. Untuk kantin, kita juga ada tetapi siswa lebih suka jajan di luar sekolah dengan jajanan yang berbeda,”tutupnya.
Reporter: Randy Yasetiawan
