Selama 2 Bulan, Terjadi 201 Kasus DBD

Kasus DBD
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kota Tangsel Eliwedi Erni. (Credit: Tri Budi Sulaksono/banten Ekspres)

Fogging dilakukan berdasarkan penyelidikan Elepidemiologi (PE) yang dilakukan oleh petugas puskesmas di bantu dengan koordinator jumantik di tiap-tiap wilayah.

“Berdasarkan data dan analisa 5 tahun terakhir di Kota Tangsel trend kasus DBD akan mengalami peningkatan kasus di bulan Desember, Januari, Februari, Maret sampai dengan April seiring dengan musim hujan,” tambahnya.

Bacaan Lainnya

Wanita berkerudung ini mengaku, pihaknya mengajak seluruh masyarakat untuk antisipasi atau mengendalikan DBD. Caramya dengan melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3 M plus diantaranya menguras, menutup dan mendaur ulang.

“Serta menghindari gigitan nyamuk dan partisipasi masyarakat dalam gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) dirumahnya masing-masing minimal 1 minggu sekali,” jelasnya.

Eliwedi menuturkan, gejala DBD antara lain hari 1-3 fase demam mendadak tinggi disertai berbagai gejala yang muncul. Hari 4-5 merupakan fase kritis demam turun, hari 6-7 fase penyembuhan demam kembali tinggi sebagai reaksi dari kesembuhan.

Pos terkait