“Saya awalnya ngikutin harga pembeli karena saya mikirnya yang penting jualan abis, bisa balik modal gitu aja dulu deh. Eh ternyata jangankan balik modal, yang ada saya malah nombok,” jelasnya.
Pada akhirnya, Lukman kini hanya menjual paling banyak 30 kilogram daging ayam potong, bahkan ia pernah menjual 10 kilogram namun tidak tidak habis terjual.
Menurutnya, kondisi ini juga menyebabkan beberapa penjual ayam lainnya harus menggadaikan kendaraan karena alami kerugian, dan bahkan beberapa diantaranya terpaksa berhenti berjualan.
Maka dari itu, Lukman meminta Pemkot Serang untuk segera melakukan langkah pasti untuk menekan tingginya harga daging ayam.
“Saya berharap pemerintah bisa secepatnya mengatasi harga ayam yang terus naik, pemerintah juga harus terjun kelapangan langsung. Liat harga ayam, daging cabe supaya tahu gimana keluhan kamis sebagai pedagang,” pungkasnya.
Reporter: Een Amelia/Syirojul Umam