Rohandi menambahkan, pihaknya akan terus memantau kegiatan siswa selama Ramadan. Kemungkinan jam belajar juga akan dikurangi mengingat selama Ramadan siswa harus juga konsentrasi terhadap puasa mereka.
”Untuk jam belajar kemungkinan akan kita mundurkan, tetap nanti menunggu keputusan dari dinas pendidikan. Kalau sudah ada keputusan, maka akan kita berikan kepada siswa dan orangtua,” paparnya.
Ia menjelaskan, kegiatan pesantren kilat memang sudah masuk dalam program kerja dan program pendidikan, jadi semua siswa wajib mengikutinya. Karena, itu mengganti pelajaran wajib selama ramadan.
”Tidak ada siswa yang tidak ikut, semua wajib kecuali siswa beragama non muslim. kalau itu kita berikan kelonggaran tetapi merska tetap masuk sekolah karena tidak ada libur sekolah,”tutupnya.
Reporter: Randy Yasetiawan