Cegah Stunting dan Wasting, Kader Kesehatan Dilatih Cara Pijat Bayi Oleh Dinas Kesehatan Kota Tangsel

Stunting
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie (empat kanan) didampingi Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Tangsel Indra Gunawan (tiga kanan) foto bersama peserta pelatihan pijat bayi di Aula Kecamatan Serpong Utara.

SERPONG UTARA—Di Indonesia dan khususnya Kota Tangsel masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu masalah adalah kekurangan gizi yang masih cukup tinggi di Indonesia terutama masalah pendek (stunting) dan kurus (wasting) pada balita.

Dalam rangka meningkatkan gerakan masyarakat (Germas) Dinas Kesehatan Kota Tangsel mengadakan optimalisasi pemanfaatan kesehatan tradisional dalam pencegahan stunting dan wasting bagi kader posyandu di Aula Kecamatan Serpong Utara, Rabu (24/4/2024).

Bacaan Lainnya

Peserta kegiatan tersebut terdiri dari Kader Kesehatan, ibu hamil, Ibu RT/RW dan Kepala UPTD Puskesmas di Wilayah Kecamatan Serpong Utara.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Tangsel Indra Gunawan mengatakan, kesehatan tradisional memiliki potensi besar untuk membantu mencegah stunting dan wasting.

“Ini karena banyak praktik kesehatan tradisional yang berfokus pada pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan,” ujarnya saat sambutan, Rabu (24/4/2024).

Indra menambahkan, ada beberala manfaat dari pijat bayi yaitu meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh.

“Pijatan lembut pada bayi dapat membantu bayi lebih rileks, sehingga menurunkan stres dan tekanan yang menunjang produksi imun tubuh dan meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lelap,” tambahnya.

Menurutnya, Kementerian Kesehatan juga menyarankan agar dilakukan pijat bayi untuk mencegah stunting karena, dengan pijat maka nutrisi akan lebih mudah masuk ke pembuluh darah dan bisa dengan mudah mengalir keseluruh tubuh.

“Diharapkan setelah kegiatan ini tidak hanya sekadar memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang pijat bayi namun, yang lebih penting yaitu dapat membudayakannya pijat bayi pada kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, stunting dan wasting merupakan masalah gizi kronis yang masih dihadapi Indonesia.

“Kedua kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan anak tapi, juga dapat menghambat perkembangan kognitif dan motorik mereka, serta meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari,” ujarnya.

Pak Ben menambahkan, untuk mengatasi stunting dan wasting, diperlukan upaya komprehensif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan kesehatan tradisional.

“Berdasarkan data yang bersumber dari Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Prevalensi angka Stunting di Kota Tangsel pada 2022 sebanyak 9 persen, angka stunting di Kota Tangsel paling rendah Se-Provinsi Banten,” tambahya.

Menurutnya, salah satu Pencegahan dalam pelayanan kesehatan tradisional yang menunjang untuk mencegah stunting dan wasting dengan menggunakan metode pijat tradisonal pada bayi atau balita.

Dalam hal ini ada manfaat dari pijat bayi yaitu meningkatkan bonding (kedekatan) antara orang tua dan anak. Meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah stunting dan wasting.

Pijatan lembut pada bayi dapat membantu bayi lebih rileks dan merasa nyaman sehingga dapat menurunkan stres dan tekanan yang menunjang produksi imun tubuh dan meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lelap.

“Pelayanan kesehatan tradisional Kemenkes menyarankan agar dilakukan pijat bayi untuk mencegah stunting dan wasting karena, dengan pijat maka nutrisi akan lebih mudah masuk ke pembuluh darah dan bisa dengan mudah mengalir keseluruh tubuh,” jelasnya.

“Diharapkan pada kegiatan ini dapat memberikan manfaat pada masyarakat khususnya masyarakat Serpong Utara dan dapat di implementasikan pada kehidupan sehari-hari,” tutupnya. (adv)

Pos terkait