Saepul, warga Kampung Jambu Karya, RT 05 RW 01, Desa Jambu Karya menuturkan, air belum kunjung surut sejak Minggu dini hari. Sebelumnya lagi, hal serupa pun telah terjadi pada 21 sampai 24 April 2024 lalu.
“Tapi yang banjir sejak Minggu, 28 April ini, lebih parah. Terdalam. Mencapai sebahu orang dewasa,” ungkapnya.
Saepul mengatakan, ia bersama rekan-rekannya menyediakan gedebog pisang untuk pengguna jalan yang ingin melintas. Ia bersama rekan-rekannya tidak menentukan tarif untuk orang yang ingin melintasi jalan yang banjir.
“Seikhlasnya saja,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Desa Jambu Karya, Suherman mengatakan, pemerintah desa (pemdes) sudah mengusulkan pembuatan Tembok Penahan Tanah (TPT) berikut pengurukan tanah untuk peninggian jalan tersebut.
“Tapi, usulan yang sering diusulkan setiap tahun itu, belum terealisasi sampai sekarang. Itu jalan kewenangan milik Pemkab Tangerang,” ujarnya dengan nada rendah.