“Sedangkan untuk pemutusan mata rantai penularan dengan cara melakukan penyemprotan fogging untuk wilayah yang terjadi penularan kasus DBD berdasarkan penyelidikan epidemiologi (PE) yang dilakukan oleh petugas puskesmas di bantu dengan koordinator jumantik di tiap-tiap wilayah,” katanya.
Mantan Direktur RSU Kota Tangsel ini menuturkan, upaya yang sudah dilaksanakan pada April dan minggu ke dua Mei adalah pemberian larvasida selektif untuk daerah/RW/RT Endemis DBD, fogging focus, lenyuluhan DBD, rapat jumantik, rapat Pokja dan Pokjanal DBD, sertifikasi RW bebas jentik (RW. 07 Kelurahan Ciater, RW. 07 Kel. Serpong dan RW. 01 Kelurahan Serpong.
Berdasarkan data dan analisa 5 tahun terakhir di Kota Tangsel trend kasus DBD akan mengalami peningkatan kasus pada Desember, Januari, Februari, Maret dan sampai dengan April seiring dengan musim hujan.
“Dimusim penghujan saat ini temuan jentik banyak ditemukan di genangan-genangan air bersih di luar rumah salah satu contohnya yaitu tatakan pot bunga, barang-brang bekas, daun pohon yang bisa menampung air dan tempat yang lainnya yang bisa menampung air hujan,” tuturnya.