Cipondoh Tertinggi Kasus DBD, dr Dini: Petugas Harus Respon Cepat Laporan

Cipondoh Tertinggi Kasus DBD, dr Dini: Petugas Harus Respon Cepat Laporan
dr. Dini Angraeni, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang. (Credit : Ahmad Syihabudin/Banten Ekspres)

TANGERANG — Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terus mengalami peningkatan di Kota Tangerang. Kasusnya hingga hari ini, Rabu, (15/5/2024) telah mencapai 601 kasus dari sebelumnya di bulan April kemarin mencapai 583 kasus.

Penyebaran DBD tertinggi berada wilayah Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang dengan 166 kasus, dan diurutan selanjutnya ada di kecamatan Periuk.

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang dr Dini Angraeni melalui wawancara kepada Tangerang Ekspres kembali mengingatkan sekaligus meminta masyarakat kota Tangerang Selalu waspada. Melaporkan kasus, hingga pihaknya akan melakukan program surveilans dengan melakukan Pencegahan dan Pengendalian.

“Tahun ini menjadi kasus tertinggi dari tahun sebelumnya, hari ini 15 Mei 2024 kasus telah mencapai 601 kasus yang dilaporkan, naik 18 kasus dari bulan April kemarin 538 kasus,” terang dr. Dini. Rabu, (15/5).

Kata Dini, DBD adalah penyakit yang disebabkan virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia kasus ini menyebabkan kematian.

“DBD ini virus yang tidak ada obatnya, maka yang utama pasien harus bed rest total (istirahat). Dan yang menyebabkan kematian adalah DSS atau Deque Shock Sindroma, trombosit nya kurang, cairan tubuhnya kurang hingga menyebabkan kematian dan itu harus di waspadai dan dijadikan catatan,” terangnya.

Lanjut dia, masyarakat diharuskan melakukan upaya preventif dengan melakukan 4M plus dan yang utamanya adalah pemberantasan sarang nyamuk hingga jentiknya.

“Himbauan kami dinas kesehatan kota Tangerang, Mari bersama tingkatkan kewaspadaan, cegah kasus DBD ini dengan meningkatkan kesehatan dan kebersihan lingkungan,” tuturnya.

Adapun terkait DBD lebih rentan menyerang manusia berdasarkan usia, dr Dini belum dapat merinci dan akan menjadi catatan Dinkes untuk program surveilans yang akan dilakukannya termasuk angka kematian hingga saat ini.

“Belum saya lihat sampai rinci ke usia nanti saya lihat, dan akan disampaikan, kematian yang dilaporkan baru satu kasus,” kata dia.

Lebih dalam dr. Dini meminta, kepada seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang ada di kota Tangerang, baik itu Puskesmas maupun Rumah Sakit untuk merespon cepat bila mendapatkan laporan kasus DBD ini.

“Kepada petugas pelayanan kesehatan, tingkatkan kewaspadaan petugas puskesmas apabila menemukan kasus DBD, sesuai dengan kriteria program surveilans, datangi segera masyarakat, cek jentik nyamuk ada atau tidak, kemudian ada beberapa kasus dalam satu wilayah supaya tidak terjadi penyebaran virus DBD ini,” pesannya.

Pos terkait