“Dengan data yang lengkap dan akurat, BKKBN dapat mengidentifikasi kebutuhan spesifik dari setiap kelompok dan mengembangkan intervensi yang sesuai untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk,” ujarnya.
Melalui data inklusif tersebut, kata Hasto, dapat membantu pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan, dan tentunya dapat mengefisiensi dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
“Misalnya, dengan data yang terperinci, kami bisa mengetahui daerah mana yang membutuhkan perhatian lebih dalam hal layanan kesehatan reproduksi atau program keluarga berencana. Ini memungkinkan kami untuk mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien dan efektif,” ungkapnya.
Menurutnya, data inklusif ini juga dapat mengevaluasi dan memastikan tujuan intervensi berbagai program dapat tercapai.
“Ini juga membantu kami dalam mengidentifikasi dan memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam program yang sedang berjalan,” terangnya.