Aris mengaku, Sungai Peng itu sudah kurang lebih 20 tahun terjadi pendangkalan yang tidak kunjung dikeruk, membuat warga sekitar protes dengan cara membuang sampahnya ke sungai tersebut.
Oleh karena itu, pada kegiatan ini Sungai Peng dilakukan dengan cara dikeruk, karena terjadi pendangkalan diakibatkan banyaknya lumpur serta sampah.
Dikatakan Aris, dari 500 meter panjang Sungai Peng yang terjadi pendangkalan akibat lumpur serta sampah, baru dibersihkan sekitar 60 persen, dan sisanya akan dilanjutkan pada Rabu 31 Juli 2024.
Sedangkan, untuk lokasi pembuangan lumpur dan sampahnya sementara telah disiapkan di tiga titik, yang letaknya tidak jauh dari Sungai Peng dan untuk sampah plastik dibuang ke TPSA Cilowong, Kota Serang. (agm)