Jengkol Jadi Penyumbang Inflasi Tertinggi

Inflasi
JENGKOL: Salah satu penjual jengkol yang sedang menjajaki jualannya di Pasar Induk Rau, Kota Serang, Rabu (31/7). (CREDIT: EEN AMELIA JUMIANI/BANTEN EKSPRES)

“Jadi, kita setiap rutin bulanan, mingguan, dua mingguan, 381 komoditas kita hitung semua, kita survei di pasar modern pasar, tradisional termasuk sekarang juga sudah mulai pasar online,” jelasnya.

Adapun, faktor yang menyebabkan jengkol menjadi penyumbang inflasi tertinggi, dikarenakan banyaknya permintaan dari konsumen. Sedangkan, seperti diketahui jengkol merupakan salah satu komoditas makanan yang hanya ada pada musimnya.

Bacaan Lainnya

“Biasanya permintaan dan stok, supply dan demand. Mungkin, menjelang Idul Adha seperti itu permintaan tinggi, sementara stok barang di pasaran tidak bertambah. Sehingga akhirnya hukum ekonomi mengatakan ya kalau permintaan tinggi stok menetap harganya naik seperti itu,” ujarnya.

Walau begitu ia mengaku, saat ini inflasi di Kota Serang sudah mulai kembali normal dibandingkan pada saat Ramadan lalu.

“Sebelumnya kita minus karena habis bulan puasa dan lebaran juga, sehingga inflasi di Kota Serang mengalami kenaikan yang cukup signifikan,” katanya.

Pos terkait