Sehingga, mengharuskan jalan itu dilakukan dengan cara dibeton, sesuai perencanaan sebelumnya yang juga dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). “Memang kondisi debit air di sana tidak stabil, karena sumbangan dari daerah Lontar yang mengalir ke sana. Makanya, jalan di Kelapa Dua kami lakukan betonisasi,” jelasnya.
Kemudian, banyak saluran air di akses jalan tersebut yang tertutup, sehingga tidak bisa mengalirkan air secara optimal. Hingga akhirnya sering terjadi kerusakan jalan apabila hanya dilakukan dengan metode hotmik atau pengaspalan biasa.
“Makanya kami berupaya mengoptimalkan jalan itu dengan betonisasi. Apalagi di sana merupakan jalur alternatif menuju Banten Lama yang padat dengan pengendara,” tuturnya.
Selanjutnya, baik dari Pemkot Serang maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten berkeinginan untuk membuat simpang sebidang sebagai upaya memecah kepadatan lalu lintas.