Bahkan, kata Dedi, setiap musim hujan datang, para guru selalu merasa khawatir. Sehingga apabila hujan turun, kegiatan belajar mengajar dilakukan di luar kelas untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Setiap hujan kami khawatir, karena gentengnya dari tanah. Kalau musim hujan, anak-anak belajarmya disuruh di luar kelas aja,” ungkapnya.
Selain kerusakan-kerusakan yang ada pada gedung sekolah, fasilitas yang ada di SDN Suci juga kurang memadai. Seperti toilet, kata Dedi, dari 415 siswa, sekolah hanya memiliki satu toilet.
“Yang paling urgen kami meminta semua ruangan diganti dengan baru, kemudian perpustakaan juga rapuh. Terutama WC atau MCK yang tidak memadai. Itu sangat diperlukan sekali dalam segi kesehatan dan kebersihan,” ujarnya.
Dedi juga membeberkan sekolahnya terpaksa mengalih fungsikan perpustakaan dan kantin sekolah dikarenakan jumlah gedung yang tidak sesuai dengan jumlah rombongang belajar (rombel) yang ada.