”Saya bangga dan senang banyak siswa yang peduli dengan lingkungan, tetapi tidak perlu juga menjadi kader Adiwiyata. Karena sudah ada perwakilan masing-masing kelas menjadi kader Adiwiyata, siswa lain bisa bersinergi dengan kader Adiwiyata dalam menjalankan program sekolah Adiwiyata,”ujarnya kepada Banten Ekspres, Selasa (6/8).
Siti menambahkan, tugas kader Adiwiyata adalah mengajak para siswa dan warga sekolah untuk bisa menjaga lingkungan sekolah menjadi bersih dan sehat. Dengan berbagai program yang ada, kader Adiwiyata sebagai ujung tombak dalam menjalankan program sekolah Adiwiyata.
”Program sekolah Adiwiyata banyak sekali, diantaranya sekolah hijau, pengecekan kebersihan sekolah, dan masih banyak program lainnya untuk bisa menjadi sekolah Adiwiyata. Kader Adiwiyata ini juga, termasuk salah satu syarat sekolah Adiwiyata,”paparnya.
Sementara itu Santi salah satu kader Adiwiyata SMPN 2 Sepatan menjelaskan, dirinya masuk menjadi kader Adiwiyata karena keinginan sendiri dan bukan karena paksaan sekolah. Dirinya senang dengan kebersihan, bahkan saat menjadi kader Adiwiyata ia selalu mengajak siswa dalam melalukan aksi bersih sekolah.
”Saya senang dengan kebersihan, karena dengan bersih kegiatan kita menjadi sehat dan juga lingkungan jadi sehat. Dan ternyata seru menjadi kader Adiwiyata, banyak pengetahuan yang belum diketahui menjadi tahu atas bimbingan para pembina kader Adiwiyata,”tutupnya.(ran)