Tetapi bagaimana ceritanya Presiden Prabowo untuk mengakselerasi sebuah kebijakan jika gubernur, bupati, walikota bukan dari Gerindra atau dari KIM.
“Kalau Airlangga mundur sebagai ketum, konstelasi politik berubah,” ujarnya.
Mundurnya Airlangga, kata Adib, semakin meyakinkan KIM mengambil peran yang banyak. Menurut Adib, ada ‘operasi’ besar di Partai Golkar.
“Ini kan sebenarnya elite-elite KIM dan menurut saya karena memang ada pengakomodasian soal KIM plus. Ada grand design, bagaimana pilkada serentak,” ungkapnya.
“Siapa yang menyangka Golkar partai besar, Ketumnya adalah Menko di kekuasaan tapi ini ada operasi besar politik, bahkan menurut saya ini tsunami politik,” lanjutnya.
Kata Adib, Airlangga sebagai Ketum Golkar akan menghabiskan masa jabatannya Desember tahun ini. Namun, saat proses Pilkada pada tahapan pemberian rekomendasi dari DPP, justru Airlangga mundur.