Dia menjelaskan, pengawasan dilakukan mulai dari proses penyajian makanan guna memenuhi unsur gizi oleh penyedia hingga proses pengemasan makanan maupun tempat makan siswa.
“Standar unsur gizinya dan kebersihannya kan juga diawasi oleh ahli gizi dari Dinkes, itu menjadi fokus utama dalam pengawasan,” ujarnya.
Pelaku UMKM penyedia katering MBG, Rafly Ibrahim mengaku menerima manfaat adanya pembiasaan uji coba program MBG di Kota Tangerang.
Dia mengatakan, sebagai penyedia jasa katering untuk menyediakan menu MBG yang bakal disajikan untuk siswa dia pun melakukan perekrutan tenaga kerja baru dari masyarakat sekitar.
Pemilik Karinda Catering ini mengatakan, adanya program uji coba MBG ini kebutuhan tenaga kerja meningkat sehingga penyedia berkesempatan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
“Kapasitas kebutuhan makanan per hari seribu sampai 2 ribu porsi. Maka kami perlu tenaga tambahan baik tim masak, pengemasan hingga kurir. Jadi manfaatnya bukan hanya ke kami, tapi juga pada lingkungan sekitar, karena kami butuh tenaga kerja tambahan,” tuturnya.
