Kriya Bambu Masuk 4 Besar, Nominasi UNESCO Creative Cities Network

Kriya
PRODUKSI KRIYA BAMBU: Ketua rombongan Panselnas UCCN, Luhur Fajar Martha menerima seperangkat hasil produksi kriya bambu Kabupaten Tangerang dari Pj Bupati Andi Ony.(Credit: Dok. Humas Pemkab Tangerang)

“Kabupaten Tangerang meng­angkat subsektor kriya bambu dan seni rakyat berbasis bambu sebagai potensi utama. Bambu bukan hanya bagian dari budaya, tetapi juga memberikan kontribusi besar dalam memperbaiki kualitas lingkungan, termasuk penyerapan karbon diok­sida hingga 30% lebih banyak dan menghasilkan oksigen 5% lebih besar dari pohon lainnya,” ujar Upit.

Kriya bambu Kabupaten Tangerang juga dikenal ramah lingkungan, karena kawasan bambu berfungsi sebagai penghasil mata air yang tidak mudah kering saat musim kemarau. Potensi bambu sebagai solusi budaya dan lingkungan inilah yang menjadi poin lebih dalam seleksi nominasi UCCN.

Bacaan Lainnya

Ketua rombongan Panselnas UCCN, Luhur Fajar Martha, turut menyampaikan apresiasinya ter­hadap potensi besar kriya bambu Kabupaten Tangerang.

”Kabupaten Tangerang memiliki kekayaan bu­daya yang luar biasa, khususnya dalam bidang kriya bambu. Kami melihat adanya keseriusan dari pemerintah daerah dalam mendu­kung para perajin lokal, dan ini menjadi salah satu poin penting dalam proses penilaian kami,” jelas Luhur.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, Kabupaten Tangerang optimis bisa masuk da­lam jaringan UNESCO Creative Cities Network, sekaligus memper­kuat posisi sebagai pusat kriya bam­bu mendunia. Kabupaten Tange­rang berharap pencapaian ini dapat men­jadi kado istimewa saat mem­peringati hari jadinya yang ke-392 pada 13 Oktober mendatang.(sep)

Pos terkait