Babay menambahkan, latar belakang terbentuknya kantin sehat berasal dari kebutuhan beberapa guru yang terpaksa berjualan makanan karena keterbatasan ekonomi keluarga, serta banyaknya pedagang yang tidak terkontrol di lingkungan sekolah.
”Pedagang-pedagang ini tidak hanya meninggalkan sampah, tetapi juga menjual makanan yang tidak sehat. Melalui Komite Sekolah, dibentuklah kepanitiaan kantin yang dikelola secara terstruktur oleh sekolah dengan aturan yang ketat. Hanya pada saat jam istirahat pedagang diizinkan berjualan, sementara pada jam pelajaran, tidak ada aktivitas jual-beli,”paparnya.
Ia menjelaskan, program Gerakan Kurangi Sampah di Lingkungan Sekolah Kita (KURASAKI), yang melibatkan kolaborasi antara pihak sekolah, komite sekolah, orang tua, siswa, dan masyarakat sekitar menjadi acuan. Salah satu langkah konkrit yang dilakukan adalah mendirikan Kantin Sekolah Sehat.
”Kolaborasi yang harmonis antara guru, orang tua, siswa, dan masyarakat ini tidak hanya berhasil mengatasi masalah kebersihan dan jajanan sehat, tetapi juga membangun semangat kebersamaan dalam mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif. SDN Kadongdong kini menjadi contoh inspiratif bagi sekolah-sekolah lain, bahwa dengan kerja sama yang baik, tantangan sebesar apapun dapat diatasi,”tutupnya. (ran)