Madludin menambahkan, dalam kegiatan proyek ini, peserta didik berkesempatan mempelajari tema-tema atau isu penting sekitar. Beberapa contohnya seperti isu perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi.
”Jadi, P5 diimplementasikan agar peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Sederhananya, P5 dijadikan sebagai sarana belajar yang mendorong peserta didik berperilaku kompeten, berkarakter, dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai pancasila,” paparnya.
Ia menjelaskan, bahwa para guru juga sebelum mereka melakukan penerapan P5 telah dilakukan pelatihan, dengan pelatihan tersebut para guru bisa menerapkan P5 untuk para siswa. Bahkan, dengan pelatihan P5 juga bisa membuat guru tau cara penerapannya.
”Kita sangat memikirkan bagaimana guru menerapkan P5, para guru telah dilakukan pelatihan. Jadi, para guru bisa mempunyai modal dalam penerapan P5 agar siswa bisa mempunyai karakter dari penerapan P5,”tutupnya.(ran)