Debat Pilkada, Pengamat Sebut Sachrudin Lebih Rasional dan Bukan Orator Seperti  Faldo

Debat Pilkada, Pengamat Sebut Sachrudin Lebih Rasional dan Bukan Orator Seperti  Faldo
Para Kandidat Pilkada Kota Tangerang Foto Bersama Usai Debat Perdana, di Bidakara, Jakarta. Selasa, (23/10). (Credit : Ahmad Syihabudin/Banten Ekspres)

TANGERANG — Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul mengomentari hasil debat calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang yang digelar oleh KPU Kota Tangerang pada, Selasa 23 Oktober 2024, Pukul 19.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB di Hotel Bidakara, Jakarta. Live melalui BTV.

Dalam debat itu, Adib mengatakan, sesi penyampaian Visi Misi dan Adu Gagasan itu penting. tetapi yang perlu di catat adalah masyarakat kota Tangerang ini sangat rasional, Menilai mana yang masuk akal dan mana yang tidak masuk akal.

Bacaan Lainnya

Pria yang juga Dosen di UNIS Tangerang ini memberi tanggapan terhadap pasangan calon (Paslon), dimulai dari Paslon Nomer Urut 01, Faldo Maldini dan Fadlin Akbar.

Faldo dibenarkan memang harus menyerang, karena mereka adalah penantang dan sebagai anak muda, harus agresif dan atraktif. Maka keunggulan Faldo adalah di narasi dalam berdebat kemarin.

“Tetapi begini catatannya, kita ambil contoh. Kalau menang debat, Prabowo Subianto (Presiden Sekarang,red) sudah jadi presiden di 2014-2019. Karena Prabowo menang debat. Tetapi kan programnya lebih detail Jokowi. Makanya Jokowi yang menang dan komparasi itu menggambarkan. Sebagai catatan juga kalau Faldo programnya realistis, Dia sudah menang nyalon di mana-mana,” urai Adib.

Lalu membahas soal rasionalis itu, Faldo katakan akan mengatasi pengangguran 0 persen diangka produktif. Adib menilai itu berat dan cenderung tidak masuk akal. Dan publik akan melihat itu hanya sebuah janji. Karena, suka atau tidak semuanya itu sudah dilakukan oleh petahana.

“Maka sebenarnya saya katakan, data yang di sampaikan para kandidat dalam debat kemarin itu kurang detail semuanya,” tuturnya.

Kemudian berbicara soal angkutan massal, di Kota Tangerang sudah ada dan lengkap hingga saat ini. Soal digitalisasi tinggal di tingkatkan, urusan kesehatan sampai kecamatan juga sudah ada puskesmas dengan type C dan itu semua sudah dikerjakan semua oleh petahana.

Suka atau tidak jika berbicara soal ruang terbuka hijau tingal penambahan. Kemudian kota Tangerang lebih leading dari pada Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang yang tidak memiliki angkutan masal didaerahnya. Sementara Kota Tangerang memiliki angkot di-Benteng, Bus Tayo dan Bus Jawara yang digunakan untuk eksplorasi wisata. Itu adalah hasil kerja Wali kota kemarin bersama wakilnya.

“Maka, suka atau tidak, Representasi petahana itu adalah Sachrudin. Karena sepuluh tahun sebagai Wakil Wali Kota Tangerang,’ ungkapnya.

Selanjutnya, paslon nomer urut 02, Seperti diketahui, Amarullah adalah akademisi. Sedikit menyerang Sachrudin tetapi tidak seagresif Faldo.

“Yang menjadi catatan saya untuk Paslon 02 tidak masuk akal, salah satunya soal bagaimana Amarullah-Bonnie ingin menaikan RT/RW dengan duit. mekanisme dan anggaranya bagaimana? Jadi Itukan gak masuk akal, coba cari aturannya bagaimana untuk menyalurkan Rp 200juta itu ke RT RW,” ungkapnya.

“Maka yang tidak rasional seperti itu akan menjadi blunder dan masyarakat menilai itu hanya sekedar janji. Sama saja seperti Faldo yang berjanji menekan 0 persen pengangguran,” tukasnya.

“Jika hal-hal yang seperti itu ditawarkan ke publik, saya kira tidak akan rasional,” imbuhnya.

Menurut Adib, Sachrudin-Maryono Paslon nomer urut 03, memiliki strategi yang unik. Salah satu contoh ketika awal membuka visi misi gagasan. Sachrudin cenderung mengatakan dia itu siapa, tetapi di akhir penyampaian programnya 3 G, Gampang Sembako, Gampang Kerja, Gampang Sehat. Dan itu semua sudah ada di kota Tangerang.

“Maka sebenarnya, yang ingin disampaikan Sachrudin itu bahwa itulah hasil kinerja saya, selama menjadi pemimpin di kota Tangerang sebagai wakil wali kota Tangerang dua periode mendampingi Arief R Wismansyah,” jelas Adib.

“Memang benar, jika dikatakan adu diksi dan adu narasi dalam debat malam itu yang menag adalah Faldo lebih mendominasi. Eksplorasi dan narasi Sachrudin kalah dengan Faldo, itu Benar. Karena, Sachrudin itu bukan seorang orator seperti Faldo.” tandasnya.

Adib menilai, strategi Sachrudin juga cukup cakap dan matang. misalnya diawal, Sachrudin bicara bagaimana latar belakang dan pengalamannya, publik itu berusaha ia tarik mengingatkan bahwa dia adalah mantan wakil wali kota Tangerang dua periode.

“Dan itulah keunggulan Sachrudin-Maryono, mereka lebih rasionalis. Ada strategi saat Sachrudin menyampaikan track recordnya, karir mulai dari sopir angkot hingga menjadi Wakil Wali Kota Tangerang di 2013 hingga 2023 kemarin,” pungkasnya.

Pos terkait