“Oleh karena itu, kunjungan Menteri KPK/BKKBN bisa menjadikan motivasi untuk bekerja keras mengurangi prevalensi stunting,” ujarnya.
Menurutnya, penanganan dan pencegahan prevalensi stunting dinilai relatif baik dengan melibatkan berbagai instansi pemerintah daerah, lembaga negara, penegak hukum, stokholder, pengusaha hingga elemen masyarakat.
“Kita meyakini angka stunting di Lebak tahun ini turun 20 dari 26,2 persen, karena berbagai intervensi dilakukan secara optimal,” tuturnya.
Menurut dia, penyebab stunting di Kabupaten Lebak itu akibat berbagai faktor di antaranya tingginya masyarakat yang tidak memiliki sarana air bersih dan sanitasi jamban juga daya beli masyarakat rendah serta pola asuh yang salah.
BACA JUGA: Pemkab Lebak dan Sukabumi Kerjasama Pangan Segar
“Selain itu juga tingginya pernikahan dini serta minimnya ibu hamil untuk diperiksakan ke fasilitas kesehatan dan rendahnya pengetahuan kesehatan,” ungkapnya.