Keling, warga lainnya menyatakan, seorang pemimpin harusnya menjadi contoh atau tauladan bagi warganya. Namun, yang terjadi malah sebaliknya.
“Kalau bapak mesum, bisa jadi warganya juga mesum, seperti itu logikanya, tapi jika bapaknya benar, insya Allah anaknya juga akan benar. Karena itu kami minta lurah atau kadesnya di nonaktifkan,” ujar Keling.
Sementara itu, Ahmad, Kades Jagabaya di hadapan para pengunjuk rasa membantah telah melakukan perbuatan mesum atau asusila. Meski demikian, ia tidak membantah telah ngamar di salah satu hotel dengan bawahnya (Kaur Keuangan).
“Sekali lagi saya tegaskan tuduhan itu tidak benar. Tujuan saya hanya untuk ‘ngeprank’ istri kedua saya. Karena saya ada di tempat itu (hotel) sudah izin ke istri saya,” kilah Ahmad.
Sementara itu, Enting, istri kedua Kades Jagabaya yang hadir bersama-sama pendemo menyatakan bahwa dirinya mengantongi bukti-bukti dugaan suaminya (Kades Jagabaya) ngamar di salah satu hotel di Rangkasbitung.