Saat ditanya terkait para kyai dan ulama yang kerap dikaitkan dukungan dengan salah satu calon, kata Sodikun tidak mempermasalahkan bila harus mengisi tausiyah atau siar agama Islam di masing-masing pasangan calon. Namun para ulama dan kyai harus tetap berada di tengah-tengah umat, dan tidak diperbolehkan mendukung salah satu pasangan calon secara terang-terangan.
“Ditarik ke sana nggak apa-apa memberikan tausiyah, ditarik ke sana lagi untuk tausiyah, memberikan pencerahan untuk siapapun, dan gak boleh ada keberpihakan,” ungkapnya.
Meski begitu, ia juga mengajak kepada seluruh umat untuk menggunakan hak pilihnya dengan datang ke TPS pada 27 November 2024. Menurutnya memilih salah satu calon dalam pilkada merupakan kewajiban untuk menentukan pemimpin suatu daerah. “Dalam paradigma atau pandangan Islam, itu merupakan suatu kewajiban, dan golput itu masuk kategori orang yang tidak bertanggung jawab,” jelasnya.