Ia mengklaim bahwa Aguan menggunakan kendaraan berpelat nomor TNI dalam wawancara tersebut, itu dianggapnya sebagai bukti bahwa Indonesia kini berada di bawah kekuasaan Pak Aguan.
“Tuduhan mengenai mobil berpelat TNI ini sangat tidak substansial dan cenderung berhalusinasi. Menyebutkan ini sebagai bukti negara dalam negara hanya menunjukkan betapa sulitnya bagi Khozinudin untuk menghadapi kenyataan,” tegas Muannas.
Bagi Muannas, persoalan kendaraan berpelat TNI ini bukanlah isu yang perlu dipermasalahkan.
“Tentu saja, ada pertimbangan hukum dan protokol dalam penggunaan fasilitas semacam itu, apalagi Pak Aguan memiliki koneksi profesional seperti Letjen Purnawirawan Nono Sampurno, yang juga terlibat dalam Agung Sedayu Group,” jelas Muannas.
Ia menambahkan, serangan yang dilancarkan Khozinudin justru bertujuan untuk mengalihkan perhatian publik dari isu pokok, yaitu fitnah terhadap PSN PIK2. (zky)