Sehingga, dengan gotong royong ini mengatasi sebab terjadinya bencana. Banjir berarti disebabkan oleh banyaknya sampah yang membuat saluran irigasi maupun sungai mampet, lalu tanah longsor disebabkan karena rusaknya lingkungan.
“Kita lakukan kerja bakti ini, supaya mencegah terjadinya bencana di desa, kita bersihkan sampah di sungai maupun irigasi, hingga menanam pohon kembali supaya tidak terjadi tanah longsor,” katanya.
Dikatakan Yandri, berdasarkan data yang dihimpun ada sekitar 53 ribu desa se-Indonesia yang masuk kategori rawan bencana, berupa banjir, longsor, tsunami, angin puting beliung dan lainnya.
Sehingga, untuk mengantisipasi adanya dampak sosial ketika terjadi bencana, pihaknya telah melakukan MoU dengan Kemensos RI, karena persoalan sosial banyak terjadi di desa.
“Pasti ada efeknya ketika bencana terjadi, maka kami bekerjasama dengan Mensos untuk bisa mengatasi apabila ada bencana,” ujarnya.