TANGERANG – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) melakukan konsolidasi, Kamis (26/12) sore kemarin. Mereka melakukan konsolidasi terkait ramainya gaji dan tunjangan kinerja (Tukin) para dosen dan pekerja di kampus tersebut belum dibayar hingga 2 tahun.
Para mahasiswa di kampus UMT mengultimatum pihak rektorat untuk segera menyelesaikan utang pembayaran Tukin yang nilainya hingga Rp7,2 miliar kepada para dosen dan pekerja di kampus tersebut.
Tak main-main, jika dalam waktu 7×24 jam (1 Minggu) tidak terpenuhi, para mahasiswa dan dosen akan melakukan mogok masal perkuliahan.
Presiden Mahasiswa, Asrul Haruna mengatakan, pihaknya menyikapi ramainya di tengah masyarakat terkait permalasahan bahwa gaji dan Tukin para dosen dan pekerja belum dibayarkan pihak rektorat ataupun bada pengurus harian (BPH) UMT hingga 2 tahun. Hal ini menjadi citra buruk bagi kampus itu sendiri.
Menurutnya, permalasahan ini diindikasikan adanya upaya penyelewengan keuangan kampus tersebut. “Kami ingin mengupas tuntas upaya-upaya penyelewengan dana yang memang setelah kami lihat dari koordinasi kemarin, dan beberapa musti diusut tuntas dan di audit oleh PP Muhammadiyah dengan transparan, karena ini awal mula ketidak percayaan publik kepada kampus kami yaitu UMT,” ungkap Asrul usai melakukan konsolidasi, Kamis (26/12) malam WIB.
Asrul mengungkapkan, pihaknya mewakili mahasiswa UMT tidak menerima atas pernyataan pihak Humas UMT kepada media, yang mengkambinghitamkan mahasiswa lantaran tidak terbayarnya tukin para dosen dan pekerja di kampus tersebut.
“Ada pernyataan dari humas yang kami tidak terima yaitu hanya sedikit mahasiswa yang aktif melakukan pembayaran, itu namanya mengkambinghitamkan kami. Disini itu minimal kalau mau ikut perkuliahan supaya mendapatkan absen harus bayar 50 persen,” tandasnya.
Disisi lain, lanjut Asrul, kampus UMT ini berdiri sudah cukup lama. Permasalahan ini bukan hanya dari pembayaran mahasiswa, namun dia menduga pihak manajemen tidak becus dalam mengelola keuangan kampus.
“UMT ini sudah berdiri cukup lama, apakah sekurang-kurangnya tidak becus itu manajemen keuangan yang ada di kampus kita ini,” tandasnya lagi.
Terlebih, pihak rektorat belum lama ini baru saja membeli lahan yang cukup luas di wilayah Sukabumi, Jawa Barat. “Artinya kampus ini punya uang, buktinya bisa beli lahan di Sukabumi yang cukup luas untuk ekspansi,” bebernya.
Oleh karenanya, para mahasiswa akan menyampaikan pakta integritas yang merupakan sebuah upaya penyelamatan kampus. Pihaknya mendesak pihak rektorat dan BPH untuk segera menyelesaikan permasalahan ini. “Hari ini Jum’at (27/12), secara internal kami minta komitmen pihak rektorat melalui pakta integritas untuk menyelesaikan permasalahan ini selama 7X24 jam atau seminggu lamanya. Jika tidak dipenuhi kami bersama para dosen akan melakukan mogok masal perkuliahan,” tegasnya
“Kalau tidak diselamatkan dari sekarang lewat transparansi ini akan berbahaya untuk ke depannya dan citra Muhammadiyah akan terganggu,” tandasnya. (ziz)