BANTENEKSPRES.CO.ID, KOTA TANGERANG — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang tetap fokus mengurangi volume sampah yang menggunung di TPA Rawa Kucing, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.
Salah satu caranya, mengolah sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF). Selanjutnya RDF didistribusikan menjadi bahan bakar di pabrik semen, PT Solusi Bangun Indonesia di Bogor.
Pembuatan RDF dari sampah sudah dimulai 9 O Desember 2024 dengan mengoperasikan 3 mesin. Satu mesin mampu mengolah sampah menjadi RDF sebesar 4 ton/jam. Totalnya, 12 ton RDF setiap jamnya. Pada 2025, Dinas LH Kota Tangerang akan menambah kapasitas produksi RDF dengan menambahkan 1 mesin.
“Pengolahan sampah anorganik menjadi RDF sebagai salah satu upaya mengurangi penumpukan sampah di TPA Rawa Kucing,” kata Kepala DLH Kota Tangerang Wawan Fauzi.
Ia menegaskan, untuk mempercepat pengolahan sampah, pada 2025 DLH Kota Tangerang menyiapkan teknologi tambahan dengan mendatangkan satu unit alat Trommel. Alat ini fungsinya untuk memisahkan sampah organik dan anorganik dari sampah yang sudah tertimbun (proses mining sampah).
“Setelah dipisahkan, sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai kompos atau material urug, sedangkan sampah anorganik akan diolah di alat RDF. Dengan proses mining sampah tersebut diharapkan gunungan sampah di TPA sedikit demi sedikit akan berkurang volumenya,” kata Wawan.
Selain fokus mengurangi volume sampah, DLH Kota Tangerang juga fokus mengolah air dari rembesan sampah yang disebut air lindi. Sistem yang akan dipakai Advance Oxydation Process (AOP).
“Sistem ini lebih andal untuk menghasilkan air limbah yang sudah memenuhi standar baku mutu,” lanjutnya. Menangani tumpukan sampah di TPA Rawa Kucing, membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
Selain akan menggunakan APBD Kota Tangerang, Pemkot Tangerang akan meminta bantuan pemerintah pusat untuk penambahan mesin pengolahan RDF untuk memperbesar kapasitas produksi RDF.
“Pada tahun 2025 direncanakan pula kegiatan penataan TPA Rawa Kucing dengan pembangunan pagar pembatas lahan TPA dan pembangunan saluran drainase. Selain itu penataan landfill dengan menerapkan terasering dan penutupan tanah merah akan terus dilanjutkan,” ungkap Wawan.
Kata Wawan, diharapkan kondisi ini akan terus terjaga dan semakin meningkat dengan lebih tertatanya landfill di TPA Rawa Kucing. Sehingga kapasitas TPA akan terus dapat menerima sampah dari seluruh wilayah Kota Tangerang.
“Kami, di DLH Kota Tangerang terus mengembangkan teknologi pengolahan sampah yang ramah lingkungan serta melakukan pengurangan sampah dengan melibatkan partisipasi masyarakat,” kata Wawan. (adv)