“Sebab kalau kita ketergantungan dengan daerah lain, maka ketika daerah itu langka atau menahan, disini akan mendapatkan dampak yang kurang bagus, makanya lahan ini harus diolah,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Tim Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Banten, M Lukman Hakim mengatakan, meski Banten masuk dalam inflasi tertinggi secara nasional namun itu masih masuk dalam target yakni sebesar 2,5 persen.
“Secara capaian masih dalam target sehingga itu relatif lebih aman dan lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu 3,06 persen,” katanya.
Menurutnya, penyumbang terbesar inflasi di Banten yakni emas yang baik secara signifikan. Sebab jika dibandingkan dengan bahan pokok komoditas itu relatif terkendali.
“Contohnya cabai, cabai itu secara tahunan deflasi turun harganya, beras juga turun jadi lebih ke komoditas yang harganya diluar kendali TPID, seperti emas, rokok itu penyumbang inflasi di Banten dan seluruh indonesia,” ungkapnya.