“Dua menit kemudian diakses pula oleh pengguna barang bukti korban A.F yakni mengunjungi website dengan judul “Who easy to kill someone is knife”. Dan berdasarkan analisa digital forensik tidak ditemukan adanya ancaman terhadap korban A.F di HP tersebut,” tambahnya.
Kemas mengaku, korban A F juga pernah mengirimkan pesan elektronik (email) ke Bank Indonesia dengan berbicara dengan judul Bicara@BI. Isinya yakni korban A.F tersebut bercerita didalam emailnya bahwa sedang mengalami kesulitan dalam membayar pinjaman-pinjaman yang ada pada dirinya.
“Kami juga periksa 6 saksi dan para ahli. Hasil dari digital forensik tersebut berkesuasian dengan 2 orang saksi yang diperiksa, bahwa korban Y.L pernah menyampaikan ada masalah keuangan terkait penagihan-penagihan yang dialamatkan kepada keluarga yang bersangkutan,” jelasnya.
Menurutnya, terhadap korban Y.L dan A.H diduga dijerat terlebih dahulu oleh korban A.F, baru kemudian korban A.F melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri.