“Cuaca saat itu memang sangat buruk, ketinggian gelombang laut antara 3 sampai 4 meter. Air laut masuk ke kapal saya,” kata Gondrong.
Dalam kondisi seperti itu, dia mengerahkan seluruh ABK untuk menguras air laut yang masuk ke dalam kapal. Pihaknya juga menyedot air dengan pompa.
Namun derasnya air yang masuk tidak sebanding dengan air yang dikuras. Agar tidak membebani kapal karena khawatir tenggelam, es batu yang disediakan untuk perbekalan menangkap kapal pun dibuang.
Pada kondisi itu, dia tidak melihat satu pun kapal yang melintas untuk meminta bantuan.
“Iya, tidak ada satu pun kapal melintas, mungkin karena menjelang tahun baru jadi ojek kapal pun biasanya ada, hari itu tidak ada yang lewat,” ujarnya.
Namun, Gondrong ingat bahwa di dekat lokasinya itu ada sebuah pulau bernama Pulau Pabelokan. Karena itu, ia pun bergegas mengemudikan kapalnya menuju pulau itu.
Perjalanan menuju Pulau Pabelokan ditempuh dalam waktu beberapa jam.