”Ada perubahan drastis, biasanya saya jajan menggunakan plastik. Tetapi, setelah itu saya lebih memilih tidak menggunakan plastik karena itu akan menjadi sampah yang akan memunculkan masalah baru,” katanya.
Setelah dirinya menjadi duta sanitasi, kini dia memanfaatkan pembalut wanita dari bahan kain yang bisa digunakan berkali-kali. Bahkan, dirinya mengkampanyekan kepada temannya mengenai pembalut wanita dari kain.
”Awalnya, saya pikir kenapa harus pakai kain kenapa tidak pakai yang sekali pakai. Setelah ikut jambore sanitasi, ternyata pembalut wanita sekali pakai bahaya dan menyebabkan masalah pada sampah. Maka itu, saya langsung kampanyekan kepada teman-teman yang bisa menyelamatkan dari masalah sampah,”tutupnya. (ran)