“Ini yang ngisiin juga tukang duren hanya suruh ngisiin doang ngga di suruh bayar katanya, kalau nanti mau dipake mah silahkan ngga apa-apa,” imbuhnya.
Senada dengan IY, seorang pengendara sepeda motor di Jalan Raya Mauk juga melihat lahan itu sudah belasan tahun terlantar.
“Sudah lama banget itu mah terbengkalainya. Kalau dulu mah di pinggir jalan juga plangnya kelihatan, sekarang mah karena sudah banyak gubug pedagang jadi nggak kelihatan,” ujarnya singkat.
Terpisah, Kepala Desa Kosambi Dede mengaku tidak tahu menahu soal aset tanah Pemprov Banten yang diperuntukan untuk Gerai Samsat Sepatan yang terlantar.
“Saya mulai menjabat 2023 lalu. Jadi untuk pembelian tanah Samsat yang luasnya 3.500 meter itu saya tidak tahu proses nya seperti apa,” terang Dede.
Lebih lanjut, Dede mengaku selama ini belum pernah diajak bicara atau sekadar dititipkan lahan tersebut oleh Pemprov Banten.
“Selama ini dari pihak Pemerintah Provinsi Banten belum ada prihal penitipan tanah Samsat itu kepada kami,” jelasnya.