Keysa menjelaskan, kalau satu kelas saja ada 10 wanita dengan kondisi menstruasi, pastinya pembalut tersebut akan menjadi sampah setelah di pakai.
Wanita saat menstruasi akan membutuhkan pembalut sehari bisa dia sampai tiga kali ganti, tergantung kondisi menstruasi tersebut. Jika di gabungkan, satu sekolah sudah berapa banyak pembalut yang menjadi sampah.
”Maka itu, sangat aman dengan menggunakan pembalut wanita dari bahan kain karena bisa kita gunakan terus-menerus. Bahkan bisa di cuci, jadi tidak di buang. Artinya, kita bisa mencegah adanya tumpukan sampah pembalut dan juga kita bisa membrikan ruang agar tidak terjadi tumpukan sampah di TPA Jatiwaringin,” tutupnya.(ran)