Tidak hanya meja dan kursi yang ada di luar kelas. Meja dan kursi yang sudah dipakai para siswa juga banyak yang rusak.
“Ini papan cuma di sekrup begini, yang namanya besi holo kena goyang lubang sekrup makin melebar, ya jelas cepat rusak, bahannya asal-asalan,” tandasnya lagi.
Berdasarkan pantauan, anggota dewan tersebut menemukan tumpukan meja dan kursi yang rusak di beberapa ruangan. Ada yang ditumpuk di gudang dan ruang kelas. Padahal mebeler tersebut dibeli baru 6 bulan yang lalu. Tapi kondisinya sudah hancur.
“Ini sekolah terima barang kaleng bukan besi, yang dipakai siswa saja sudah banyak yang rusak, ini membahayakan siswa,” kata Supiani, politisi dari Partai Golkar.
Menurut Supiani, seharusnya dinas pendidikan melakukan pengecekan dengan teliti ketika menerima barang mebeler tersebut. Apakah layak digunakan atau tidak, sehingga tidak mubazir.
“Ini menggunakan anggaran APBD, harusnya dicek dengan teliti kalau sudah begini mubazir, sudah jadi rongsok,” cetusnya.