Namun kondisi bangunan tersebut belum selesai dan terlihat berantakan. Terlebih, pihaknya menemukan mebeler yang baru dibeli banyak yang rusak.
Dikatakan, meja dan kursi siswa tersebut sangat ringkih. Sebab, bahan mebeler tersebut hanya terbuat dari besi holo yang tipis yang di las asal-asalan. Kemudian penahan papan alas meja menggunakan sekrup kecil.
“Kaget juga digudang menumpuk meja sama kursi yang rusak, di dalam ruang kelas juga banyak yang patah, itu kan membahayakan siswa. Bahkan yang digunakan siswa papan meja sudah banyak yang copot,” paparnya.
“Kacau, bangunan harusnya sudah rampung ini tahap kedua baru 40 persen, karena kontraktornya kabur. Ditambah kita menemukan meja dan bangku siswa banyak yang rusak karena bahanya ringkih. Ini jadi pembelajaran juga bagi dinas pendidikan. Seharusnya ketika barang itu datang dilakukan pengecekan. Karena anggaran ini kan berbasis efisien, efektif dan tepat sasaran,” pungkasnya.