“Sebelum lahan itu diuruk, air hujan dari lingkungan warga mengalir ke kali irigasi, sebelumnya tidak pernah banjir, setelah pengurukan lahan itu imbasnya sekarang kita dirugikan karena setiap hujan deras lingkungan kita kebanjiran,” ungkap Maman, Kamis (30/1/2025).
“Air masuk ke rumah-rumah warga sampai ketinggian mencapai 40 sentimeter. Kali irigasi tidak dapat menampung tumpahan air dari lahan yang diuruk itu, karena luasnya sekitar 10 hektaran, ditambah air dari Jalan Benteng Betawi kalau hujan deras airnya mengalir ke lahan sawah yang diuruk itu,” sambungnya.
Maman menyebut, sejak lahan milik PT Almazia tersebut dilakukan oengurukan, saat hujan deras dengan intensitas tinggi warga sekitar kerap kali kebanjiran. PT Almazia mulai melakukan pengurukan lahan tersebut sejak September 2024. Pasalnya, lahan tersebut akan dibangun destinasi wisata Waterboom.
Menurutnya, sejak awal pengurukan lahan tersebut, warga sempat mempertanyakan terkait perijinan proyek pembangunan yang dilakukan PT Almazia.