Selain itu, untuk harga jualnya selalu stabil bisa diangka Rp20 ribu hingga Rp25 ribu perkilogram, dan apabila terus dikembangkan bisa mendapat keuntungan hingga ratusan juta.
“Keuntungannya mencapai Rp120 juta, karena pasar seledri ini sangat terbuka lebar. Padahal, kalau dilihat seledri ini sedikit dipakainya paling untuk sop, baso, bubur ayam, soto. Tapi, dihitung dengan penduduk 1,2 juta hampir 1 ton per hari jadi pasar nya terbuka,” ucapnya.
Selain terbuka di pasaran, kata Suhardjo, dengan adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) tentu potensinya bisa semakin besar.
Sehingga, dirinya berharap seledri nantinya bisa masuk ke MBG, yang tentunya akan dibudidayakan dan dapat menyerap tenaga kerja di Kabupaten Serang. (agm)